Bukan Pengetahuan Biasa! Simak 7 Senjata Sakti Tokoh Pewayangan - KabarMisteri
loading...
logo

Bukan Pengetahuan Biasa! Simak 7 Senjata Sakti Tokoh Pewayangan

Bukan Pengetahuan Biasa! Simak 7 Senjata Sakti Tokoh Pewayangan



Pusaka yakni satu arti yang diperlukan buat sebutkan satu benda yang dipandang sakti atau keramat.
[1] Umumnya beberapa benda yang dipandang keramat di sini kebanyakan yakni benda warisan yang dengan turun-temurun diwariskan oleh nenek moyangnya, contohnya dalam lingkungan keraton. Dalam Kejadian Pewayangan Sangat banyak senjata Pusaka yang taak kalah saktinya dengan senjata kekinian zaman saat ini. Buat memahami Pusaka apa itu CEKIDOT!!!

Senjata Pancanaka berbentuk Kuku jempol tangan yang berwarna hitam, melengkung panjang ke bawah dan amat tajam. Di ceritakan tajamnya tujuh kali tajam pisau potong. Pada babat rimba Amarta, Bima memakai kuku Pancanaka buat menebang pohon- pohon besar, serta pada perang Baratayudha, Bimamenggunakan Pancanaka buat memangkas leher Dursasana.
Gak gampang dapatkan Pusaka ini, Bima harus bersemadhi di gua gunung meheru saat beberapa bulan, serta sebelumnya dewa pemilik kuku gak pengen memberinya pada Bima. Oleh sebab itu, Batara Guru berikan 2 kuku pancanaka bikinannya, supaya Bima gak mengamuk serta memporak porandakan Bumi.

2. PANAH PASOPATI

Pasopati : PASO mempunyai arti Pas. PATI mempunyai arti Mati. Jadi panah pasopati kalau berkenaan lawan atau musuh yang berbentuk Raksasa, Kesatria atau Saudara, Pasti musuh itu menjumpai ajalnya
Panah Pasopati dikasihkan oleh batara guru, waktu arjuna kerjakan tapa pada lakon arjunawiwaha. panah itu diperlukan arjuna buat membunuh raja raksasa ialah Niwatacaraka yang ingin mempersunting Dewi Supraba, terkecuali itu diperlukan buat membunuh jayadarta serta Adipati Lantaran.

3. BUSUR GANDIWA

FFXI_Gandiva

Arjuna terima Gandiwa dari Waruna atas saran dari Agni. Waruna berikan Arjuna, dua Kantong Panah yang gak sempat habis, satu kereta yang dibikin oleh Wiswakarma yang mempunyai bendera Hanuman, serta tunggangan empat Kuda putih yang lahir di lokasi Gandharwa.
Gandiwa disebutkan memikul beban yang berat (MBH 4,40), serta mempunyai panjang ‘tãlamãtra’ (MBH 5,161, 8,68). Interpretasi Tãlamãtra banyak variasi (pohon palem, selama lengan, empat hingga enam hasta, dan sebagainya)
Arjuna udah bersumpah buat memangkas kepala siapa juga yang memohon buat berikan busurnya.

4. KONTA WIJAYA

lantaran

Senjata Konta Jaya yakni punya Adipati Lantaran. Senjata Konta yakni pemberian dari Dewa Indra. Konta Jaya yakni senjata yang amat Ampuh Akan tetapi cuma bisa diperlukan Satu Dapat saja. Pada Awalannya Senjata ini diperlukan buat membunuh Arjuna, tetapi sialnya senjata ini sangat terpaksa Diperlukan buat membunuh GATOT KACA.
Dalam Vs Mahabharata menceritakan, Gatotkaca jadi satu orang raksasa mempunyai kekuatan menakjubkan terlebih saat malam hari. Seusai kematian Jayadrata di tangan Arjuna, pertarungan selayaknya di stop buat sesaat lantaran senja udah datang. Akan tetapi Gatotkaca merintangi pasukan Korawa kembali lagi perkemahan mereka. Pertarungan juga bersambung. Bertambah malam kesaktian Gatotkaca bertambah bertambah. Prajurit Korawa makin sedikit banyak lantaran banyak yang mati di tangannya. Satu orang sekutu Korawa dari bangsa rakshasa bernama Alambusa maju menantangnya. Gatotkaca menghajarnya dengan kejam lantaran Alambusa udah membunuh sepupunya, ialah Irawan putra Arjuna pada pertarungan hari ke delapan. Badan Alambusa diamankan serta dibawa terbang tinggi, setelah itu dibanting ke tanah hingga hancur awut-awutan. Duryodana pemimpin Korawa rasakan ngeri memandang keganasan Gatotkaca. Dia memaksakan Lantaran memakai senjata pusaka Indrastra pemberian Dewa Indra yang bernama Vasavi shakti alias Konta buat membunuh rakshasa itu. Awalnya Lantaran menampik lantaran pusaka itu cuma dapat diperlukan sekali saja serta akan dipergunakannya buat membunuh Arjuna. Akan tetapi lantaran terus ditekan, Lantaran sangat terpaksa lemparkan pusakanya tembus dada Gatotkaca. Mengetahui ajalnya udah dekat, Gatotkaca masih sudah sempat berpikir bagaimana tekniknya buat membunuh prajurit Kurawa dalam jumlahnya besar. Jadi Gatotkaca juga tambah besar ukuran tubuhnya hingga ukuran maksimum dan selanjutnya tumbang menerpa beberapa ribu prajurit Korawa. Pandawa amat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca. Dalam barisan Pandawa cuma Kresna yang tersenyum memandang kematian Gatotkaca. Dia senang lantaran Lantaran udah kehilangan pusaka andalannya hingga nyawa Arjuna bisa disebutkan relatif aman.

5. JAMUS KALIMASADA

the_golden_armor_of_yudistira_by_elangkarosingo-d3yhtil

Serat Jamus Kalimasada yakni nama satu pusaka pada dunia pewayangan yang dipunyai oleh Prabu Puntadewa (alias Yudistira), pemimpin banyak Pandawa. Pusaka ini berujud kitab, serta sebagai benda yang amat dikeramatkan dalam Kerajaan Amarta.
Satu diantara kejadian pewayangan Jawa ceritakan terkait asal muasal terciptanya pusaka Jamus Kalimasada. Pada awalannya ada satu orang raja bernama Prabu Kalimantara dari Kerajaan Nusahantara yang menyerang kahyangan berbarengan banyak pembantunya, ialah Sarotama serta Ardadedali. Dengan memakai Garuda Banatara, Kalimantara mengobrak-abrik hunian banyak dewa. Batara Guru raja kahyangan minta perlindungan Resi Satrukem dari pertapaan Sapta Arga buat menumpas Kalimantara. Dengan memakai kesaktiannya, Satrukem sukses membunuh semua lawan banyak dewa itu. Jasad mereka berubah jadi pusaka. Kalimantara berubah jadi kitab bernama Jamus Kalimasada, Sarotama serta Ardadedali semasing berubah menjadi panah, dan Garuda Banatara berubah menjadi payung bernama Tunggulnaga. Satrukem setelah itu memungut ke-4 pusaka itu serta mewariskannya dengan turun- temurun, hingga terhadap cicitnya yang bernama Resi Wyasa atau Abyasa. Sewaktu ke lima cucu Abyasa, ialah banyak Pandawa bangun kerajaan baru bernama Amarta, pusaka-pusaka itu juga diwariskan terhadap mereka jadi pusaka yang dikeramatkan dalam istana. Pada pusaka-pusaka Kerajaan Amarta, Jamus Kalimasada menduduki posisi penting. Kisah-kisah pedalangan banyak yang ceritakan terkait usaha musuh-musuh Pandawa buat merampas Kalimasada. Walau begitu pusaka keramat itu terus-menerus kembali bisa di rebut oleh Yudistira serta ke-4 adiknya.

6. JAMUS KALIMASADA

cakra

Selengkapnya Cakra Sudarsana, atau Cakra Baskara yakni senjata jagoan Batara Wisnu. Senjata itu dipunyai banyak titisannya, terhitung Prabu Kresna, raja Dwarawati. Jadi senjata punya dewa, Cakra bukan cuma ampuh, dan juga punya beberapa kegunaanyya. Beberapa makhluk di dunia ini tak ada yang mampu menghindar serta menolak dari serangan senjata Cakra terkecuali tokoh spesifik yang memihak pada kebajikan.

Dalam pewayangan senjata Cakra dideskripsikan berwujud roda dengan gigi-gigi yang mirip mata tombak. Pada Wayang Kulit Purwa serta Wayang Orang, senjata Cakra dirupakan jadi mata panah (nyenyep, Bhs. Jawa), dan dalam penggambarannya di banyak dinding candi dan di komik-komik yang diedarkan di Jawa Barat, Cakra dilukiskan berwujud seperti cakram yang sekitarnya bergerigi.
Dalam pewayangan gagrak Jawa Timur di ceritakan, senjata Cakra Baskara terwujud dalam lakon Wisnusraya. Satu sewaktu, Prabu Mangliawan dari Kerajaan Selagringging menyerang kahyangan, lantaran pinangannya pada Dewi Sri Pujayanti tidak diterima. Bala tentara dewa kebingungan menantangnya. Sang Hyang Narada menugasi Batara Wisnu buat hadapi Prabu Mangliawan.

Sebelum pergi ke medan pertandingan Batara Wisnu memerintah istrinya meminta restu pada batara Guru.

Akan tetapi pemuka dewa itu tak rela lantaran dia masih sakit hati pada Wisnu serta Dewi Sri, lantaran mereka kimpoi, meskipun sebenarnya Batara Guru berkeinginan memperistri Dewi Sri. Batara Guru bahkan juga buang ludah dahaknya hingga menodai kain yang digunakan Dewi Sri.

Dewi Sri setelah itu memberitahukan semua insiden itu pada suaminya. Oleh Wisnu dahak Batara Guru yang melekat di kain istrinya dipuji berubah menjadi satu senjata sakti berwujud bundar, dengan delapan runcingan di sekitar sisinya. Senjata itu disebut Cakra Baskara atau Riak Kumala.

Menurut vs yang ini, kejadian berlangsungnya senjata Cakra mulai dari kemauan Batara Guru buat berolah asmara dengan Dewi Sri Widawati. Sang Dewi menampik serta meminta perlindungan Batara Wisnu. Sewaktu batara Wisnu ingin menyadarkan Batara Guru kalau tindakannya tak patut, pemuka dewa itu justru berang, lalu kerjakan tiwikrama. Ke-4 tangannya berubah menjadi besar serta panjang ingin menerkam Wisnu.

Lantaran takut sekaligus juga berang, Batara Wisnu kerjakan tiwikrama, beralih ujud berubah menjadi Kalamercu. Batara Guru kebingungan serta menyudahi serangannya, namun rasa kesalnya belum susut. Batara Wisnu diludahi . Setelah itu berbarengan Batari Sri Widawati serta Batara Basuki, Wishnu diusir dari kahyangan. Sebelum tinggalkan kahyangan, Batara Wisnu memuja ludah Batara Guru berubah menjadi senjata Cakra.

Sejak waktu itu mereka menitis pada manusia yang dipilihnya.
Pertama senjata Cakra diperlukan oleh batara Wisnu memotong leher Rembuculung atau Masa Rudra. Pada saat mendapatkan laporan dari Batara Candra kalau Rembuculung merampas air kehidupan Tirta Amerta. Batara Wisnu selekasnya memburunya. Dengan Senjata Cakra, dewa Pemelihara Alam itu memotong leher Rembuculung sampai putus. Akan tetapi, lantaran raksasa gandarwa itu sudah sempat meneguk Tirta Amerta. Sebelum sudah sempat tertalan, kepala Rembuculung tak mati, dan badannya berubah menjadi lesung.

Masa Cakra dalam bahasa Sansekerta memiliki kandungan makna bulatan atau lingkaran, piringan, roda atau semacam dengan itu.

7. PANAH NAGAPASA

Nagapasa-Solo-01

Panah Nagapasa yakni panah punya Indrajit a.k.a Anak Rahwana. Panah ini kalau dilepaskan dari busurnya maka dapat keluarkan Beberapa ribu Naga yang siap mengoyak-oyak raga lawan si indrajit.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact