Hal Hal Akan Mengubah Cara Anda Mendekati Telaga Sarangan Gunung Lawu - KabarMisteri
loading...
logo

Hal Hal Akan Mengubah Cara Anda Mendekati Telaga Sarangan Gunung Lawu

Hal Hal Akan Mengubah Cara Anda Mendekati Telaga Sarangan Gunung Lawu




Untuk Anda yang bertempat tinggal di Jawa Timur sudah tentu akrab dengan object wisata alam yang bernama Telaga Sarangan. Ada di lereng Gunung Lawu di ketinggian 1.200 mtr. di atas permukaan laut, udara di seputar Telaga Sarangan ini merasa sejuk serta fresh. Ditambah lagi di seputar telaga ini pula telah tersedia banyak penginapan serta tempat makan yang enak-enak. Telaga Sarangan jaraknya cuma seputar 16 KM dari Magetan.

Ada bermacam kesibukan menarik yang dapat kita kerjakan saat bertandang ke Telaga Sarangan, dimulai dari berkuda atau sampai naik speed boat memutari telaga. Tapi, dibalik semua keceriaan yang dapat Anda peroleh di object wisata ini, nyata-nyatanya ada misteri Telaga Sarangan yang berhubungan dengan riwayat terbentuknya telaga ini. Konon, ada sepasang naga besar sebagai penghuni di telaga ini.

Misteri riwayat Telaga Sarangan
Misteri Telaga Sarangan

Misteri Telaga Sarangan ini memang terjalin dengan riwayat terbentuknya Telaga Sarangan atau yang biasa dimaksud “Telaga Pasir” oleh orang ditempat. Diceritakan kalau dulu kala hidup sepasang suami istri bernama Kyai Pasir serta Nyai Pasir. Kedua-duanya profesinya jadi petani disaat Telaga Sarangan ini belum tercipta.

Mengingat kedua-duanya telah lama menikah tetapi tidak segera memperoleh buah hati, jadi mereka meminta terhadap Sang Hyang Widhi. Pada akhirnya,mereka dikaruniai satu orang anak laki laki yang bernama Joko Lelung.

Setelah itu, satu hari pasangan suami istri meminta terhadap Sang Hyang Widhi untuk dikasihkan kesehatan serta usia yang panjang. Sesudah bersemedi, mereka berdua memperoleh wangsit untuk menggunakan telur yang ada pada seputar ladang mereka supaya impian mereka bisa terjadi.

Singkat kata, Kyai Pasir serta Nyai Pasir menemukannya telur itu serta lekas bawa pulang untuk dibuat. Mereka memasak telur itu serta mengonsumsinya berdua. Tapi, sesudah menggunakan telur itu kedua-duanya rasakan gatal yang sangatlah hebat di sekujur tubuhnya.

Mereka terus menggaruk tubuhnya yang gatal serta merasa panas itu hingga kulitnya jadi lecet. Lama kelamaan bentuk Kyai Pasir serta Nyai Pasir ini beruba jadi sepasang naga mempunyai ukuran besar.

Misteri riwayat Telaga Sarangan

Sepasang naga itu terus berguling-guling di tanah hingga bentuk tanah itu jadi cekungan serta keluarkan air yang cukup deras. Pada akhirnya, pasangan naga ini mengerti potensinya, mereka memiliki rencana mau membuat cekungan-cekungan baru serta menenggelamkan Gunung Lawu.

Mengerti tekad butuk ke dua orang tuanya yang pingin menenggelamkan Gunung Lawu, Joko Lelung yang kala itu sudahlah cukup besar pada akhirnya meminta terhadap Sang Hyang Widhi supaya tekad ke dua orang tuanya itu dihentikan. Permintaan Joko Lelung diloloskan serta sepasang naga itu dikasih kesadaran hingga tidak jadi memperlancarkan maksudnya untuk menenggelamkan Gunung Lawu.

Naga Telaga Sarangan

Berikut ini misteri Telaga Sarangan yang terjalin dengan riwayat telaga ini. Lewat kata lain, ke dua naga itu berguling-guling di tanah hingga membuat cekungan serta keluarkan air. Cekungan yang semakin lama dipenuhi air itu yang pada akhirnya jadi Telaga Sarangan, suatu danau alami mempunyai ukuran tidaklah terlalu besar yang ada di lereng Gunung Lawu.

Mitos kehadiran 2 naga besar

Narasi tentang riwayat Telaga Sarangan itu nyata-nyatanya memengaruhi keyakinan orang ditempat. Banyak orang ditempat yang yakin kalau Kyai Pasir serta Nyai Pasir sebagai naga besar masih menempati Telaga Sarangan ini.

Meskipun tidak ada bukti kuat yang memperlihatkan kehadiran sepasang naga besar itu, tetapi mitos yang telah turun-temurun ini pada akhirnya jadi keyakinan tertentu untuk orang seputar.

Mitos ini jadi makin kuat disaat pemerintah ditempat bangun dua patung naga dipinggir Telaga Sarangan. Pengelola object wisata ini menjelaskan kalau pembangunan dua patung naga itu cuma untuk memperkokoh lambang obyek wisata itu yang cukup kental dengan mitos sepasang naga besar, bukan punya maksud membetulkan kalau mitos itu memang benar ada.

Pada sejumlah misteri Telaga Sarangan yang tersebar di kelompok orang, misteri tentang jumlahnya korban jiwa yang terbenam di telaga ini memang masih jadi sinyal pertanyaan besar. Ada yang menuturkan kalau hal itu sebatas kecelakaan semata, tetapi juga ada yang yakin kalau “penunggu” Telaga Sarangan ini memang ingin tumbal manusia.

Ada cerita remaja yang memancing dipinggir Telaga Sarangan, tapi jatuh terpeleset serta terbenam di telaga ini. Kala perlindungan ada, korban terbenam itu telah dikatakan wafat. Tidak cuma hanya itu, satu orang tukang perahu di Telaga Sarangan pernah juga menemukannya mayat yang mengambang di belakang patung dua ekor naga. Jenazah itu didapati yakni Subandi, satu orang pria yang dikira bunuh diri.

Tidaklah ada yang mengetahui kalau korban yang wafat di Telaga Sarangan ini memang murni kecelakaan serta kelengahan korbannya sendiri atau memang tingkah dari “penunggu” Telaga Sarangan. Tapi, jangan pernah perihal ini membuat Anda takut bertandang ke telaga ini. Jikalau Anda selamanya berdoa sebelum bekerja, tidak biarkan ingatan kosong alias melamun, serta selamanya waspada pastinya keamanan Anda semakin lebih terjamin.

Jalan untuk ke arah ke Telaga Sarangan memang berliku-liku, hingga memerlukan keterampilan mengemudi yang cakap untuk berkendara di jalan ini. Bukan cuma Telaga Sarangan saja yang kerap menelan korban jiwa, jalan ke arah Telaga Sarangan ini pula kerap membuat pengendara celaka.

Area Cemorosewu miliki suatu jalan selama 35 KM dengan situasi jalan berliku-liku serta belokan tajam sampai 40 derajat. Tidak hanya itu, banyak pula tanjakan tajam untuk ke arah ke Telaga Sarangan.

Lepas dari mitos kecelakaan di jalan ke arah Telaga Sarangan ini yakni tindakan mahluk halus penunggu jalan atau mungkin tidak, medan yang wajib dilewati memang cukup berat. Baiknya, check situasi kendaraan Anda serta yakinkan kalau Anda cakap dalam jalur-jalur “maut” sama ini sebelum Anda akan memutuskan untuk berkendara sendiri.


Keyakinan tentang kehadiran “penunggu” Telaga Sarangan membuat orang ditempat teratur melaksanakan suatu ritual. Adat ritual yang telah turun-temurun ini dijalankan pada Bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa, persisnya pada Jumat Pon.

Acara Larung Tumpeng ini sebagai ritual yang dijalankan dengan memberikan sesaji terhadap “penunggu” Telaga Sarangan. Soal ini dijalankan supaya “penunggu” di telaga ini tidak emosi. Karenanya orang ditempat yakin kalau ritual ini menahan perihal tidak baik berlangsung, seperti menahan tragedi alam atau ada korban jiwa.

Khasnya, ritual yang dijalankan orang ditempat ini mendapat dukungan semuanya oleh Pemerintah Kabupaten Magetan. Adat ini dikemas dengan semenarik mungkin hingga banyak pelancong yang tertarik untuk lihat acara itu.

Narasi tentang misteri Telaga Sarangan ini tidak mau membuat Anda takut untuk datang ke area wisata itu. Pemandangan telaga di lereng Gunung Lawu ini betul-betul menakjubkan. Jadi, sayang sekali kalau Anda melewatkannya.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact