Ketahuilah Terjadinya Hari Kiamat Dalam Islam - KabarMisteri
loading...
logo

Ketahuilah Terjadinya Hari Kiamat Dalam Islam

Ketahuilah Terjadinya Hari Kiamat Dalam Islam



Seperti diutusnya Nabi Muhammada SAW jadi Rasul serta wafatnya Nabi Muhammad SAW. Ke-2 momen itu adalah pertanda kiamat kecil yang ada semenjak jaman Nabi Muhammad SAW serta beberapa teman dekat. Nabi Muhammad diutus jadi Rasul jadi sinyal kiamat kecil sebab Nabi Muhammad SAW ialah Nabi paling akhir serta tidak ada Nabi atau Rasul sesudah beliau.

Yang disebut hari akhir itu yaitu hari kiamat. Mula-mula sejak mulai seluruhnya manusia dari pendam buat digiring ke padang mahsyar sampai waktu yang tidak hanya terbatas berdasar pada opini yang sahih. Juga ada opini yang menjelaskan kalau dimulai dari bangun dari pendam buat digiring sampai pakar surga masuk ke surga, serta pakar neraka masuk neraka.

Disebut hari akhir oleh karena itu akhir dari hari-hari yang berada di dunia, dalam makna kalau hari akhir itu terhubung dengan akhir hari-hari di dunia, atau dikatakan sebagai al-yaumul âkhir sebab tidak lagi ada hari dunia selepasnya. Disebut hari kiamat (qiyâmah: kebangkitan, berdiri) sebab bangunnya manusia di hari itu dari kuburan mereka, serta berdirinya mereka dihadapan sang Pencipta dan tegaknya hujjah yang selamatkan mereka namun juga hujjah yang menyengsarakan mereka.

Umar Sulaiman al-Asyqar dalam buku Al-Yaumul Âkhir Qiyâmah Kubrâ menyebutkan 22 makna digemari banyak orang mengenai hari akhir dalam Al-Qur’an. Dia pun sebutkan makna penambahan yang lain yang diserap dari Al-Qur’an, dan penambahan makna yang lain dari banyak ulama. Dia mengambil al-Qurthubi yang membiarkan pemanfaatan penyebutan hari akhir dengan makna lain yang sama.

Ada tiga makna yang terbanyak dijelaskan Al-Qur’an sehubungan hari akhir ini, ialah yaumul qiyamah (hari kebangkitan), terulang kembali tujuh puluh kali; as-sâ‘ah (waktu), terulang kembali empat puluh kali; al-âkhirah (akhir; penghabisan) terulang kembali seratus lima belas kali. Mengenai yaumul âkhir terulang kembali 24 kali; Yaumud Din (hari pembalasan) terulang kembali enam kali; yaumul fashl (hari ketentuan) terulang kembali enam kali; yaumul fath (hari pengadilan) terulang kembali kedua kalinya; yaumut talâq (hari pertemuan) terulang kembali kedua kalinya; yaumul jam’i (hari pengumpulan) terulang kembali kedua kalinya; yaumul khulûd (hari kekekalan) terulang kembali kedua kalinya; yaumul khurûj (hari keluar) terulang kembali kedua kalinya; yaumul ba’ts (hari kebangkitan) terulang kembali kedua kalinya; yaumut tanâd (hari panggilan) terulang kembali kedua kalinya. Lalu ada yaumul hasrah (hari penyesalan), yaumul azifah (hari mendekat), serta yaumu taghabun (hari terbukanya aib yang semasing sekali. Ada juga makna al-qâriah (tragedi yang menggetarkan); al-ghâsyiah (tragedi yang gak terbendung), as-shakhkhah (tragedi yang memekakkan, al-hâqah (kebenaran besar), serta al-wâqiah (moment besar).

Beriman (mempercayai) tersedianya hari akhir yaitu sisi dari rukun iman. Syekh Thahir bin Shalih al-Jazairy (w. 1338 H) dalam Al-Jawahir al-Kalamiyah mengemukakan kalau rukun iman atau rukun akidah Islam itu mencakup enam hal.

أَركَانُ الْعَقِيدَة الاسلامِيّة سِتّةُ أشياء وهيَ الإيمان بالله تعالى والإيمان بملائكته والإيمان بكتبه والإيمان برسله والإيمان باليوم الاخر والإيمان بالقدر

Punya arti: “Rukun akidah Islamiyah itu ada enam hal, ialah: (1) iman terhadap Allah, (2) iman terhadap malaikat Allah, (3) iman terhadap kitab-kitab Allah, (4) iman terhadap banyak rasul Allah, (5) iman terhadap hari akhir, serta (6) iman terhadap qadar (takdir) Allah.”

Iman terhadap hari akhir ini yaitu penting sekali. Demikian utamanya jadi dalam Al-Qur’an serta hadits keimanan di hari akhir ini acapkali dipertemukan dengan keimanan terhadap Allah. Serta memang benar ada dua hal inti berkenaan dengan keimanan yang banyak di uraikan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, ialah pembuktian mengenai keesaan Allah, yang bermakna ini mengenai iman terhadap Allah, serta ke dua, rincian atau pembuktian mengenai hari akhir.

Silakan kita lihat ke dua keimanan ini yang acapkali dipertemukan dalam Al-Qur’an serta hadits.

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ

Punya arti: “Di di antara manusia ada yang mengemukakan: "Kami beriman terhadap Allah serta Hari lalu," pada hal mereka itu sebenarnya bukan beberapa orang yang beriman.” (Al-Baqarah (2):8)

إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ

Punya arti: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah merupakan beberapa orang yang beriman terhadap Allah serta Hari lalu, dan terus dirikan shalat, menunaikan zakat serta tidak takut (terhadap siapa-siapa saja) tidak hanya terhadap Allah, jadi merekalah beberapa orang yang diinginkan terhitung grup beberapa orang yang memperoleh panduan.” (At-Taubah [9]: 18)

Itu dalam hadits histori Imam Bukhary serta Muslim:

مَنْ كان يؤمن بالله واليوْم الاخر فلْيقُلْ خيْراً اوْ لِيَصْمُتْ

“Siapa yang beriman terhadap Allah serta hari akhir, jadi lebih baik dia berbicara benaar atau diam.”

Soal hari akhir ini memang soal yang senantiasa dikaji manusia dari jaman ke jaman. Akibat kepercayaan ada hari akhir ini meniscayakan kepercayaan tersedianya kehidupan baru setelah manusia mati.

Manusia mengenai kepercayaan kehidupan setelah kematian itu terdiri jadi tiga kumpulan. Pertama, yang yakin kalau jikalau manusia itu udah mati jadi tidak ada kehidupan baginya, alias tamat dengan kematiannya. Ini dia pandangan kelompok pemeluk materialisme.

Keingkaran tersedianya hari akhir ini contohnya diungkapkan Al-Qur’an sebagaimana berikut:

وَقَالُوٓاْ إِنۡ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا وَمَا نَحۡنُ بِمَبۡعُوثِينَ

Artnya: “Dan pasti mereka dapat mengemukakan (juga): ‘Hidup sebatas kehidupan kita di dunia ini saja, serta kita sesekali tidak dibangkitkan’." (Al-An’am [6]: 29).

Ke dua, manusia yang yakin kalau setelah kematiannya dia dapat alami kehidupan baru (reinkarnasi). Manusia yang jahat dapat lahir kembali dalam bentuk yang lebih nista, contohnya jadi binatang. Sebab pemahamannya yang demikian ini mereka tidak yakin tersedianya hari akhir.

Al-Qur’an menjelaskan kalau mereka yang ingkar, baik dari kumpulan pertama atau kumpulan ke dua ini dapat alami kerugian atas ketidak percayaannya itu. Sebab hari akhir tentunya akan tiba.

حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ

Punya arti: “Hingga jikalau kiamat ada terhadap mereka dengan mendadak, mereka berbicara: "Alangkah besarnya penyesalan kami pada kesalahan kami mengenai kiamat itu!", sembari mereka menanggung dosa-dosa di atas punggungnya.” (Al-An’am (6): 31).

Ke-3, manusia yang yakin tersedianya hari akhir, yaitu keyakinan yang dibawa oleh banyak utusan Allah. Kalau ada kehidupan langgeng selesai manusia alami kematian.

Manusia yang beragama, dapat mempercayai kalau keimanan terhadap Allah meniscayakan bukti ialah amal aksi. Serta amal aksi ini dapat prima motivasinya dengan keimanannya di hari akhir. Sebab kesempurnaan balasannya itu ada di hari akhir. Dikatakan dalam Ali Imran ayat 185.

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ

Punya arti: “Tiap-tiap yang berjiwa dapat rasakan mati. Serta sebenarnya di hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka serta dimasukkan ke surga, jadi benar-benar dia udah mujur. Kehidupan dunia itu tidak lain sebatas kesenangan yang memperdayakan.”

Nah, dengan mengimani kalau satu nanti dunia yang kita huni bersama-sama didalamnya ini dapat hancur lebur di hari kiamat, jadi hal semacam itu akan membuat satu orang lebih berpikir dalam melakukan tindakan, ataukah tidak semena-mena serta tidak sesuka hatinya sebab dengan apa yang ia kerjakan di dunia dapat ia pertanggungjawabkan nantinya di akhirat.

Kapan Kiamat itu

Tidak ada makhluk Allah yang ketahui kapan persisnya hari kiamat berlangsung. Pengetahuan mengenai itu cuma Allah yang ketahui. Dalam surat al-A’raf ayat 187 dikatakan:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ

Punya arti: “Mereka bertanya pada kamu mengenai kiamat: ‘Bilakah berlangsungnya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan mengenai kiamat itu yaitu pada bagian Tuhanku; tidak seorangpun yang bisa memperjelas waktu kehadirannya tidak hanya Dia’.”

Dalam al-Ahzab ayat 63 dikatakan kalau pengetahuan mengenai kiamat itu yaitu dari Allah, serta bisa jadi udah dekat saatnya.

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا

Punya arti: “Manusia menanyakan pada kamu mengenai hari berbangkit. Katakanlah: "Sebenarnya pengetahuan mengenai hari berbangkit itu cuma disamping Allah". Serta tahukah kamu (hai Muhammad), bisa jadi hari berbangkit itu udah dekat saatnya.”

Meskipun dikatakan bisa jadi udah dekat tetapi manusia tidak paham kapan persisnya. Bahkan juga sejak Rasulullah diutus lantas udah dijelaskan dekat. Bisa jadi kedekatan dapat datangnya kiamat itu di kaitkan dengan umur dunia yang telah cukup tua, memanjang dari masa Nabi Adam alaihis salam sampai Nabi paling akhir Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Rasulullah bersabda dalam hadits histori Muslim:

بعثت انا والساعة كهاتين ويقرن بين اصبعية السبابة والوسطى

“Aku diutus (serta perbandingan di antara jaman diutusku dengan) hari kiamat yaitu begini (sembari menggandengkan ke dua jari-jarinya, ialah jari telunjuk serta tengah).”

Terdapat banyak tanda-tanda kondisi kapan kiamat itu berlangsung, contohnya hadits dibawah berikut ini yang menjelaskan kalau kiamat dapat berlangsung terhadap seburuk-buruk manusia.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ النَّاسِ ». (رواه مسلم) ـ

Nabi bersabda: “Kiamat tidak berlangsung terkecuali terhadap manusia paling tidak baik.” (HR Muslim)

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ لاَ يَدْعُونَ اللَّهَ بِشَىْءٍ إِلاَّ رَدَّهُ عَلَيْهِمْ (رواه مسلم) ـ

Abdullah bin Amr bin ‘Ash: “Kiamat tidak berlangsung terkecuali terhadap manusia terjelek. Mereka lebih tidak baik ketimbang Jahiliyah. Mereka tidak mohon terhadap Allah terkecuali Allah menolaknya.” (Muslim)

Deskripsi seburuk-buruk manusia itu sebab mereka udah lupakan Allah, sebab mereka sudahlah tidak ingin menyebutkan nama Allah.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُقَالَ فِى الأَرْضِ اللَّهُ اللَّهُ ». (رواه مسلم) ـ

Nabi bersabda: “Tidak dapat berlangsung kiamat sampai di bumi tidak ada yang ucapkan Allah Allah” (HR Muslim)

Dalam Surat Muhammad ayat 18, Allah menjelaskan kalau kehadiran kiamat itu berlangsung lewat cara mendadak. Meskipun begitu, sebelum kehadiran itu ada tanda-tandanya. Al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsiran ad-Durrul Mantsur banyak meriwayatkan hadits mengenai pertanda kiamat, baik yang shughra atau kubra.

فَهَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأۡتِيَهُم بَغۡتَةٗۖ فَقَدۡ جَآءَ أَشۡرَاطُهَاۚ فَأَنَّىٰ لَهُمۡ إِذَا جَآءَتۡهُمۡ ذِكۡرَىٰهُمۡ

“Maka tidak yang mereka tunggu-tunggu tetapi hari kiamat (ialah) kehadirannya terhadap mereka dengan mendadak, sebab sebenarnya udah ada tanda-tandanya. Jadi apa faedahnya untuk mereka kesadaran mereka itu jikalau Kiamat udah ada.”

Sayyid Husain Affandi sehubungan pertanda kiamat mengemukakan dalam kitab Al-Hushun al-Hamidiyah kalau kehadiran Imam Mahdi yaitu awal dari sinyal kiamat kubra. Perihal ini sama dengan juga dengan pengakuan Syekh Amin al-Kurdy dalam Tanwir al-Qulub.

ثم إِذَا تصرم الزمان وقرب يوم القيامة ظهرت له علامات منها العلامات الصغرى التى ظهر منها فى هذا الزمان الكثير ومنها العلامات الكبرى وهي عشر ظهور المهدي وخروج الدجال ونزول سيدناعيسى عليه السلام وخروج يأجوج ومأجوج وخروج الدابة التى تكلم الناس وطلوع الشمس من مغربها وظهورالدخان ويمكث فى الأرض اربعين يوما يصيب الكافر حتى يصير كالسكران ويصيب المؤمن منه كهيئة الزكام وخراب الكعبة على يد الحبشة بعد موت عيسى عليه السلام ورفع القران من المصاحف والصدور ورجوع اهل الارض كلهم كفارا

“Apabila masa itu hampir selesai serta hari kiamat udah dekat, jadi nampaklah beberapa sinyal. Pada sinyal itu ada sinyal kecil yang udah ada sejumlah besarnya di masa ini, serta salah satunya ada sinyal besar yang banyaknya ada sepuluh ialah; timbulnya al-Mahdi, keluarnya dajal, turunnya Isa, keluarnya yakjuj makjuj, keluarnya hewan yang bisa berkata terhadap manusia, matahari keluar dari barat, munculnya asap saat empat puluh hari yang menerpa orang kafir sampai-sampai dia jadi seperti orang yang mabuk serta menerpa orang beriman sampai-sampai dia jadi seperti orang yang flu, runtuhnya Ka’bah oleh orang habasyah selesai Isa meninggal dunia, diangkatnya Al-Qur’an dari mushhaf serta dada, dan kembalinya penghuni bumi pada kekufuran.”

Kiai Sahal Mahfudh dalam buku Dialog dengan Kiai Sahal Mahfudh menjelaskan,

Jadi, memang kiamat dapat diperpanjang jatuh temponya oleh tabiat manusia sendiri, selama masih berperilaku dengan ketentuan-ketentuan ilahiah (agama), tidak memperlihatkan pertanda itu, jadi insyaallah kiamat tidak cepat-cepat ada.

Apa kini kita udah menjelang hari kiamat, lebih baiknya pertanyaan itu kita bayangkan dalam hati sanubari semasing. Jangan-jangan kita sendirilah yang udah jadikan kiamat makin dekat sebab tabiat yang tidak sesuai ketentuan-ketentuan ilahiah.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact