Apabila bertandang ke Masjid Jamik Abu Habib Muda Seunagan Peuleukueng di Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Propinsi Aceh, Anda dapat menyaksikan keris itu ditambat pada tiang penting masjid.
Tiang tempat keris itu ada dicat kuning sepia bergaris hijau dikelilingi tiang yang lain yg berwarna putih.
Abu Peuleukueng atau sang ulama yg konon dibarengi oleh keris barusan yg menaruh benda pusaka itu ke tiang masjid.
Kecuali narasi di atas, ada cerita lain ikhwal asal mula keris itu. Klub Liputan6.com menjajakinya melalui beberapa literasi serta interviu dengan keturunan Abu Habib Muda.
Abu Peuleukueng atau Abu Habib Muda Seunagan yaitu seseorang ulama yang Republiken sejati. Dia punyai layanan menjaga lndonesia yg waktu itu baru-baru ini disatukan bak puzzle sehabis terlepas dari cengkeram kolonialis-fasis, dari beberapa unsur yg membahayakan kesatuan RI.
Satu diantara yg ditentangnya yaitu usaha DI/TII lewat masinisnya Daud Beureueh, yg ingin pisahlah dari RI lalu membuat negara sendiri berasaskan Islam jadi tumpuannya.
Waktu itu, pertumpahan darah di antara grup Abu Habib Muda dengan Daud Beureueuh yg notabene saudara sebangsa gak terelakkan.
Sukarno, Sang Presiden lantas terpikat oleh nasionalisme yg diperlihatkan oleh Abu Habib Muda.
Sang ulama itu digadangkan bertindak dalam menjaga perdamaian serta kedamaian Aceh. Lebih luas Indonesia semasa awal berdirinya. Dia lantas diundang ke Istana jadi tamu negara.
Sehabis bersua Sukarno, Abu Habib Muda Seunagan memohon diantar ke Masjid Demak. Menurutnya, satu diantara tiang masjid itu dibikin oleh pendahulunya bernama Said Athaf.
Jadi catatan, Masjid Demak dibikin semasa pemerintahan Raden Patah, Sultan I Demak pada 1481 Masehi. Pembangunan dilaksanakan bersama-sama beberapa wali, sampai-sampai masjid ini diketahui jadi Masjid Wali. Masjid Demak jadi saksi histori kebesaran agama Islam serta Kesultanan Demak.
Sesaat, beberapa literasi mengatakan Said Athaf mempunyai nasab dengan Nabi Muhammad, lewat Raden Fatah sampai ke Ja’far As-siddiq sebagai keturunan cucu Nabi Muhammad, ialah Husein.
Seterusnya, setiba di Masjid Demak, Abu Habib Muda tak langsung masuk ke masjid. Tapi, lebih dahulu dia melingkari masjid dengan mengatakan tasbih sejumlah tujuh kali.
Di masjid, dia melihat satu tiang yg terlihat berlainan dengan tiang yang lain. Tiang berikut yg dibikin oleh Said Athaf dari serbuk kayu tersisa pengerjaan tiang masjid tiga temannya.
Konon, keris itu ada di Masjid Demak serta ikuti Abu Habib Muda waktu pulang. Tapi, ada pula yg mengemukakan bila pengurus masjid memberikan terhadap Abu Habib Muda jadi suvenir.
Lepas benar tidaknya issu perihal keris itu, figure Abu Habib Muda Seunagan memang cukup fantastis di Aceh. Dia dengan tarekat Syattariahnya cukup mengemuka di Aceh.
Pengikutnya lantas gak tanggung-tanggung. Jumlahnya mereka beberapa ribu. Menyebar di semua Aceh, dengan pusatnya Nagan Raya.
Ulama bernama asli Habib Muhammad Yeddin bin Habib Muhammad Yasin ini meninggal dunia 14 Juni 1972. Ia dikebumikan di kompleks masjid yg dibuatnya, pada tempat keris itu ada.