Menarik! Kisah Legenda Dua Tombak Paling Bertuah - KabarMisteri
loading...
logo

Menarik! Kisah Legenda Dua Tombak Paling Bertuah

Menarik! Kisah Legenda Dua Tombak Paling Bertuah


Dunia Keris Kerabat perkerisan sempat dengar senjata yg dalam histori bangsa ini punya kapabilitas maha luar biasa dalam zaman 16 masehi? Pastinya bukan peluru kendali, nuklir, pertimbangannya yakni belum dirumuskan dalam periode itu. Nah, dalam kesempatan saat ini saya bakal tawarkan buat panjenengan semua ihwal legenda dua pusaka yg punya histori panjang yg mengikuti esksistensi keberadaan kerajaan yg masih kita tonton sampai ini hari. Mataram Islam. Dua pusaka sebentuk tombak yg tenar punya kapabilitas yg mengagumkan itu tidak lain sebagai tombak pusaka Kyai Plered & tombak pusaka Kyai Baru Klinthing. Kedua-duanya punya cerita yg begitu tenar & ada dalam periode dapat disebutkan bersinambungan, adalah berdasar era Pajang sampai Mataram Islam.

Kita langsung dalam yg pertama, satu pusaka yg berwujud sebilah tombak bersama-sama dapur baru waktu lalu tenar bersama-sama nama tombak kyai Baru Klinting, pusaka jagoan punya Ki Ageng Mangir Wonoboyo keturunan ke 5 Prabu Brawijaya Terakhir. Dalam narasi ujar, pusaka ini berasal berdasar lidah seekor Naga yg dipotong sang Panembahan Merbabu kakek ki Ageng Mangir. Dengan punya pusaka jagoan berikut ini, lalu Ki Ageng Mangir mengatakan dirinya sendiri jadi pewaris tahta yg bakal menyuruh pulau Jawa & sekelilingnya. Meski sebenarnya pemerintahan yg legal sebagai Panembahan Senapati yg menyuruh kerajaan Mataram Islam.

Karena sangat ampuhnya tombak Kyai Baru Klinthing, Patih Mandaraka atau Ki Juru Mertani lantas udah mewanti-wanti biar Panembahan Senopati jangan sampai harus beradu pertandingan bersama-sama Ki Ageng Mangir pertimbangannya yakni mengingat elemen kesaktian tombak Kyai baru Klinthing kecuali jua kedigdayaan Ki Ageng Mangir yg pilih tanding. Tanda-tanda makar berdasar ki Ageng Mangir Wonoboyo udah tampak detail sekali, pertimbangannya yakni udah tiga tahun lamanya belum pernah membayar pajak ( upeti dalam raja). Pada jaman kerajaan buat suatu otonomi wilayah yg tidak ingin menyetorkan upeti dalam Raja dikatakan sebagai pemberontak. Ditambah lagi Mangir Wonosobo mengumpulkan kapabilitas berdasar banyak pemuda seluruhnya seluruh Kemangiran, Pajang, bahkan juga sampai Madiun. Ki Ageng Mangir ini mulai memberikan latihan kemiliteran & indoktrinasi buat pembentukan militansi pada dalam pemuda & dilatih buat berani wafat buat kejayaan negeri.

Mataram sendiri sudah sempat berubah menjadi terperangah disaat dapatkan laporan intelijen berdasar prajurit pengalasan, kalau kapabilitas pasukan di desa kemangiran udah demikian kuat bersama-sama prajurit yg raih beberapa ribu. Tiap-tiap disaat dimasuki bersama-sama indoktrinasi buat turunkan tahtanya Panembahan Senapati yg barusan dilantik belumlah ada seratus hari. Rasa dendam Mangir ini bertambah membara disaat diterangkan asal-usulnya yg masih keturun langsung trah Majapahit. Meskipun kapabilitas prajurit kemangiran itu hampir mengimbangi kapabilitas kerajaan Matram yg barusan berdiri, memang sudah sempat mengkhawatirkan banyak nayaka praja & penasehat militer kerajaan Mataram, tapi kemangiran tak punya penasehat militer sehebat ki Juru Mertani putra ki Ageng Selo (tokoh aktivis penentang kerajaan Demak). Serta nyata-nyatanya kecerdasan & kecerdikan ki Juru Mertani teruji sang tindakan Mangir Wonoboyo.

Serta yg ke 2 yg tidak kalah hebat sebagai tombak Kyai Plered. Tombak pusaka Kyai Plered ini dahulunya punya Sultan Hadiwijaya, raja Pajang. Tombak pusaka ini dipinjamkan terhadap putra angkatnya yg bernama Danang Sutawijaya disaat ingin maju berperang menantang Arya Penangsang disaat berlangsung geger Pajang menantang Jipang. Tombak pusaka ini dapat dibuktikan digdaya pertimbangannya yakni nyata-nyatanya dapat menyobek perut Arya Penangsang yg tenar sakti & tidak mempan bermacam senjata tajam. Tombak kyai Plered ini lalu berubah menjadi pusaka Kerajaan Mataram disaat Sutawijaya dirikan kerajaannya di Bumi Mentaok, yg saat ini berubah menjadi wilayah yg bernama Kota Gede di Jogjakarta. Tapi sampai sekarang, bagaimana bentuk berdasar tombak pusaka ini jua belumlah ada yg sukses mendokumentasikannya. Tapi diakui kalau tombak pusaka ini masih tersimpan di Kraton Mataram Yogyakarta.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact