Cerita Menarik! Tentang Nyi Roro Kidul Dan Kisah 7 Tombak Sakti - KabarMisteri
loading...
logo

Cerita Menarik! Tentang Nyi Roro Kidul Dan Kisah 7 Tombak Sakti

Cerita Menarik! Tentang Nyi Roro Kidul Dan Kisah 7 Tombak Sakti


Peristiwa yang sejauh ini dikaji berkenaan petunjuk Nyi Roro Kidul memang tdk ada habisnya. Kalau kita pelajari peristiwa lewat cara terperinci memang benar-benar susah sebab tersedianya ketaksamaan era, di antara kita yang hidup di zaman saat ini dengan Nyi Roro Kidul yang hidup pada zaman dulu kala. Tetapi biarpun tidak dapat dikaji demikian terperinci, bukan bermakna arti peristiwa dapat di hilangkan demikian saja. Beberapa peristiwa dapat dibuktikan lewat cara kenyataan melalui peninggalan-peninggalan, narasi turun temurun, kitab serta beberapa surat yang dibiarkan oleh nenek moyang kita zaman dulu.

Nyai Roro Kidul yang sebetulnya bernama Dewi Nawang Wulan adalah keturunan dari Prabu Siliwangi yang kuasai wilayah Garut serta Jawa Barat. Dalam artikel ini tak kan dikupas lewat cara terperinci siapa itu Nyai Roro Kidul, tetapi lebih pada peristiwa mengenai ke-7 pusaka bersifat tombak yang sempat berubah menjadi sisi dari peristiwa Nyai Roro Kidul serta Prabu Siliwangi. Lewat cara terperinci ke-7 tombak itu bisa diterangkan seperti berikut :

Tombak Cakra Langit.
Tombak ini bergelar Tombak Kesyahidan yang miliki motif lurus dengan tatah emas murni 24 karat membuat jangkar yang melingkar. Ditengah-tengah tubuh tombak itu menjulang empat tombak kecil mengitari kepala yang bertatahkan berlian merah yang melingkari tombak. Tombak ini dia yang dikasihkan oleh Sunan Gunung Jati (Prabu Panatagama Tajuddin Syarif Hidayatullah) pada Kanjeng Sunan Kalijaga buat menentang kesaktian Prabu Siliwangi. Lewat cara simbolis, tombak Cakra Langit ini adalah mahar perkawinan Dewi Nawang Wulan dengan Sunan Kalijaga. Lewat cara turun temurun tombak ini diwariskan pada garis keturunan Dewi Nawang Wulan.

Tombak Punjul Daerah
Tombak dengan gelar Tombak Antakusuma ini diserahkan ke putrinya, Andini jadi ikon dari tahta istananya. Oleh Andini, tombak ini dikasihkan padanya suaminya Dampu Awuk, Gunung Sembung. Selanjutnya di turunkan pada putra mereka yang bernama Raden Sa’id atau Pangeran Lung Benda Jaya Negara. Dari putranya itu, pada akhirnya tombak itu beralih tangan sebab dicuri oleh segerombolan saluran hitam yang mengatas namakan perguruan ‘Kijang kencana’ dengan kepalanya satu orang murid sakti Pangeran Ambusana, Weleri Jawa Tengah. Seiring waktu, seusai 20 tahun lenyap tombak ini pada akhirnya dipunyai oleh satu orang pertapa sakti adalah Buyut Ajigung Ajiguna. Tetapi seusai banyak diperebutkan pada akhirnya tombak ini raib serta lenyap di rimba Banyuwangi, Jawa timur. Namun menurut berita, satu orang waliyullah menemukannya tombak ini serta dikatakan aman dalam tangan orang yang beraliran putih. Oleh penemunya, adalah Waliyullah Mbah Hafidz tombak ini dirombak dari bentuk aslinya buat pengelabuhan di saat hadir supaya tak disalah pakai oleh tangan-tangan hitam yang tidak bertanggung-jawab.

Tombak Panatagama
Tombak yang bergelar Raja Maemun dikasihkan oleh Sulthonul Jin Maemun Indramayu. Tombak dengan motif tiga cabang tombak ke depan, urat besi aji meteor legam, warnanya yang hitam bersisik tanpa ada pamor dengan dihiasi 7 batu merah delima. 3 zamrud Colombia serta 4 shapire Srilangka dan 11 batu biduri air. Riwayat dari tombak ini sampai kini didapati cuma ada 4 (mungkin lebih dari 4 tetapi belum didapati mengenai kisahnya) adalah Syeikh Abdullah Al-Fanani Min Rijalullah, Syeikh Qosim Al-Jawi, Syeikh Mudaim, serta Ki Toha Tegal Gubug.

Tombak Cemeti Rosul
Bergelar Tombak Alam Jagat Raya, tombak ini datang dari Nabiyullah Hidir a.s. Tombak ini diserahkan ke Dewi Nawang Wulan, yang oleh mandatnya satu orang abdi dalam (Empu Jalaga Widesa) bahan ini dibuat berubah menjadi tombak mata satu yang miliki urat bumi yang demikian indah. Sewaktu kota Cirebon terserang pasukan tamtama Lewmunding, pada akhirnya tombak ini diberikan pada Syeikh Magelung Sakti (jadi benteng paling kuat kota Pesisir). Selanjutnya tombak ini dibuat berubah menjadi sebilah keris Budho Madya dengan urat alam jagat raya yang selamanya menitikkan air disela uratnya. Menurut banyak pakar, pengerjaan keris ini melambangkan penggabungan di antara Islam dengan Kejawen yang di ajarkan oleh bangsa Waliyullah semasa itu.

Tombak Karara Reksa
Tombak ini bergelar Tombak Derajat yang miliki motif bergerigi dengan cabang berantai lebih dari sepuluh. Tombak ini bersifat tumpul serta warnanya putih gading (putih kekuningan) serta pancarkan sinar putih kehitaman. Tombak ini bahannya dari kembang pinang yang telah membatu Adalah dari hasil riyadho Dewi Nawang Wulan sendiri saat dia masih berubah menjadi murid Ki Ageng Surya Pangeran Kuncung Anggah Buana (ki Buyut Trusmi). Sampai sekarang tombak ini diakui masih ada dalam istana ghaib Kerajaan besar Laut Selatan.

Tombak Karara Mulya
Tombak ini bergelar Tombak Mangku Mulyo dimana tombak ini tak didapati pembuatnya. Bentuk asli dari tombak ini merupakan jerujinya yang begitu tajam di tiap-tiap ujung sampai pangkal bawah. Seusai jatuh di tangan Dewi Nawang Wulan, tombak ini dihadiahkan atas perkawinan putrinya yang bernama, Nyimas Anting Retno Wulan, yang dikasihkan pada suaminya adalah Pangeran Jaladara, putra Kyai Ageng Bintaro Kejuden. Dari Pangeran Jaladara, di turunkan pada putranya, Pangeran Seto Bulakamba. Diwariskan kembali lagi gurunya Ki Alam Jagat Bumi, Banten, lalu turun temurun diserahkan ke Syeikh Asnawi Banten, Syeikh Masduki Lasem, Syeikh Samber Nyawa Purwodadi, Mbah Hafidz Banyuwangi serta yang paling akhir pada Habib Husein bin Umar bin Yahya Pekalongan.

Tombak Tulungagung
Bergelar Tombak Sapta Jati, tombak ini diwariskan langsung dari tangan Dewi Nawang Wulan jadi isyarat terima kasihnya pada Habib Husein yang udah selamatkan Bumi Pekalongan dari bahaya Tsunami. Tombak ini dirubah dari bentuk aslinya, dimana mulainya seperti segitiga berubah menjadi tombak lurus dengan pahatan panel bersifat bunga.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact