Almarhum Thoriq Rizky Maulidan, memang sudah dikebumikan, akan tetapi kisahnya bisa jadi pengingat buat kita selalu untuk waspada kala beraktivitas di alam.
Saat 12 hari semenjak tanggal 23 Juni 2019, Thoriq dikatakan hilang kala mendaki Gunung Piramid, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Dia baru diketemukan pada 5 Juli 2019, dalam kondisi wafat.
Usaha penelusuran dilaksanakan oleh klub penjelajah yg terbagi dalam Basarnas, Polisi, TNI, sampai relawan seperti Wanadri, Brigadir Penolong, sampai Gema Mahapeta Kampus Bondowoso (GMPT).
Penelusuran Thoriq awalannya di stop pada hari ke-7 sama dengan SOP Basarnas, akan tetapi, karena kegigihan klub penjelajah dia selanjutnya diketemukan.
Yaitu Eko Prasetyo ketua klub penjelajah dari Wanadri yg pertama mendapatkan jasad Thoriq.
Dia juga bagikan ceritanya dalam suatu video yg diangkat kanal Youtube AMIRENESIA, pada Rabu (10/7/2019).
Eko berbarengan beberapa partnernya yg diberangkatkan dari tempat Wanadri di Bandung, baru hingga di Bondowoso dalam hari ke-2 penelusuran Thoriq ditutup.
Mereka selanjutnya mengatur perizinan buat kembali mengerjakan penelusuran pada Thoriq.
Dalam hari ke-3, Eko berbarengan teamnya mengkaji peta lokasi Gunung Piramid buat cari beberapa titik peluang jatuhnya Thoriq.
Eko berbarengan teamnya selanjutnya memastikan search ruang berdasar bukti-bukti serta info saksi yg sudah ditingkatkan oleh Basarnas.
Klub Wanadri awalnya pun mengerjakan survey tempat buat mendapatkan benda seperti batu jadi pegangan buat menuruni tebing di Gunung Piramid.
Dalam hari Jumat (5/7/2019), Eko serta teamnya menuruni search ruang ialah di samping utara punggung Gunung Piramid, sesuai sama info saksi.
Gunung Piramid di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur
Instagram/bondowoso_explore
Gunung Piramid di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur
Baca Pun: Ngeri! Kaki Nurul Kemasukan Cacing kala Main ke Pantai, Nahas Dokter Tak Dapat Mengambilnya
Baca Pun: Demikian Lama Buat Kantong Menjerit, Harga Ticket Pesawat Bakal Turun Mulai 11 Juli 2019
Klub penjelajah tuntas menuruni punggung serta menyisir sisi utara Gunung Piramid lebih kurang jam 14.40 WIB.
Mereka gagasannya bakal menambahkan penyisiran pada sisi selatan punggung Gunung Piramid.
Akan tetapi belum bergerak dari sisi utara punggun Gunung Piramid, rasa sangsi ada sewaktu mereka lihat sejumlah pohon kering di lebih kurang yg patah.
Eko mengatakan, pohon yg patah itu diduga jadi jalan Thoriq terjatuh.
"Patahannya itu dikit aneh, jadi seperti pegangan orang buat jatuh begitu," papar Eko.
Eko selanjutnya turun, serta lebih kurang jarak 40 mtr. dia mulai mencium bau-bau jenazah.
"Saya turun ke bawah , baunya jadi menusuk, selanjutnya saya turun . Selanjutnya saya mulai lihat ke bawah, saya lihat kaki. Saya turun , saya langsung pastikan jika itu survivor," sambungnya.
Eko selanjutnya memberi perintah tiup pluit 3 kali pada rekan-rekannya jadi tanda-tanda mendapatkan suatu hal.
Eko juga langsung diperintah oleh seniornya buat mengumandangkan adzan.
"Mas Wang senior saya, langsung memerintah saya adzan, disana saya langsung adzan sesudahnya saya turun serta duduk disamping survivor saat lebih kurang satu jam 1/2," papar Eko.
Selesai berbarengan partnernya pastikan jika itu yaitu jenazah Thoriq, Eko serta klub selanjutnya kembali pada atas sebab hari bertambah sore.
Alasan situasi fisik klub penjelajah yg kecapekan ditambah medan yg berat membuat jenazah Thoriq selanjutnya dievakuasi esok harinya, Sabtu (6/7/2019).
Eko mengungkap masalah paling besar pada operasi penelusuran Thoriq ini yaitu medan yg berat dan terbatasnya perlengkapan.
Disamping itu, diakhir ceritanya dia memberi sejumlah pesan pada orang kalau pingin mengerjakan pendakian gunung.
"Pertama yang wajib dimengerti yaitu pengetahuan. Pengetahuan terkait pendakian, terkait manajemen perjalanan.
Ke-2 terkait perlengkapan. Kelengkapan perlengkapan yg dipakai buat pendakian. Dua hal semacam itu yaitu kunci dalam pendakian. Tanpa ada dua hal semacam itu pasti alami banyak persoalan dalam pendakian," tandas Eko.