Mengapa, ya, kita tetap merasa yang menimbulkan sleep paralysis ialah roh jahat? Apa sebetulnya yang sedang berlangsung saat kita alami sleep paralysis? Apa sleep paralysis beresiko? Apa peristiwa ini dapat dihindari? Kalau ya, bagaimana metodenya? Untuk jelas keterangan selanjutnya dari beberapa ilmuwan.
Apa Sleep Paralysis Beresiko?
Sleep Paralysis atau yang juga di kenal dengan nama kelumpuhan tidur sudah pernah dirasakan sekurang-kurangnya oleh 8% dari masyarakat dunia. Biarpun begitu, beberapa ilmuwan menjelaskan jika ini tidak beresiko lantaran sebetulnya ada keterangan ilmiah kenapa hal itu berlangsung.
Dr. Silas Weir Mitchell ialah profesional medis pertama yang pelajari sleep paralysis. Beliau mengawali penelitiannya pada 1867, “Seseorang terjaga dari tidur serta merasakan sadar pada lingkungannya. Namun, dia tidak dapat menggerakkan otot. Walau sebenarnya, sebetulnya orang itu masih tertidur. Dia sungguh-sungguh sedang bertarung untuk dapat bergerak, penuh dorongan mental. Beberapa waktu lantas, kelumpuhan itu amblas secepat ia ada.”
Siklus REM pada Otak saat Sleep Paralysis
Saat tidur, kita alami beberapa siklus yang silih berubah di antara ialah NREM (non rapid eye movement) dengan REM (rapid eye movement). Tahap NREM sendiri mempunyai beberapa sesi, ialah:
Sesi 1: Pada sesi ini, mata kita tertutup tapi kita bisa dengan ringan dibangunkan. Kapasitas otak melambat sekiranya terjaga pada sesi ini, Quipperian mungkin rasakan sensasi aneh seperti terperanjat tiba-tiba atau dengar satu orang menyebut nama kamu. Moment ini disebut halusinasi hipnagogik.
Sesi 2: Di sesi ini, kita mulai tertidur, degup jantung melambat serta suhu badan mengalami penurunan. Badan kita siap untuk masuk ke sesi tidup nyenyak.
Sesi 3: Situasi saat kita susah dibangunkan lantaran udah tertidur pulas. Jikalau Quipperian terjaga pada sesi ini, kamu mungkin merasakan bingung saat buka mata serta makan waktu saat beberapa waktu untuk kembalikan kesadaran kamu atau yang seringkali kita dengan dengan makna “mengumpulkan nyawa”.
Semasing sesi NREM di atas kebanyakan berlangsung saat 5 sampai 15 menit serta dapat berlangsung berulang-kali dengan cara berganti-gantian. Setelah itu, badan kita masuk tahap REM. Ini kebanyakan berlangsung kurang lebih menit ke-70 sampai 90 serta berlangsung saat 10 menit saat kita tidur.
Pada sesi ini, kita alami tidur yang punya mimpi. Tahap ini dimaksud sebagai paradoks tidur lantaran saat masuk ke sesi REM, kesibukan otak bertambah, mata bergerak cepat, frekwensi pernafasan makin bertambah, sampai naiknya tekanan darah. Namun, semua otot badan jadi sangatlah santai bahkan juga lumpuh.
Perihal ini pula yang membawa dampak kita tidak dapat bergerak saat terjaga dari tahap REM seusai alami mimpi. Neurotransmitter yang ada dalam otak dengan berencana mematikan otot-otot kita – terkecuali diafragma – sampai tidak cuman tidak dapat bergerak, kita pun kebanyakan rasakan sesak napas lantaran tersedianya dorongan di dada.
Saat kita terjaga dari model REM, beberapa pemikiran kita masih punya mimpi. Mimpi yang terikut ke alam riil berikut ini yang bikin kita berhalusinasi. Halusinasi itu dapat berwujud visual, sensorik, ataupun audio yang perlahan-lahan lenyap bersamaan dengan berakhirnya kelumpuhan otot.
Yang menimbulkan Sleep Paralysis
Seusai menyadari jika yang menimbulkan sleep paralysis tidak hantu, lebih kurang dapat tidak ya, kita menghindar berlangsungnya moment kelumpuhan tidur ini? Nyatanya, beberapa ilmuwan beranggapan jika kelumpuhan tidur dapat dipacu oleh kurang tidur, obat-obatan spesifik, problem tidur seperti sleep apnea serta narkolepsi, depresi, sampai jadwal tidur yang beralih.
Diluar itu, beberapa orang dengan problem mental seperti PTSD, kekuatiran, serta stres pun mempunyai kemungkinan tambah tinggi alami sleep paralysis. Mungkin ini terdengar menakutkan.
Tetapi, pengamat belakangan ini menemukannya jika 20% orang yang sudah rasakan kelumpuhan tidur dengan teratur dapat sungguh-sungguh merasakan nyaman saat menjalaninya! Lantaran tidak beresiko, mereka santai, merasakan tenang, serta biarkan berlangsung.
Beberapa ilmuwan pun sedang memeriksa tersedianya jalinan genetik dengan kemungkinan seringkali terserang sleep paralysis. Studi pada beberapa orang kembar memang memberi anjuran tersedianya andil genetik pada peristiwa ini. Namun, masih ada tambah banyak analisis yang penting dikerjakan.
Teknik Menghindar Sleep Paralysis
yang masih merasakan takut atau was-was saat alami sleep paralysis, kamu mesti bersabar lantaran memang tidak ada obat untuk moment ini. Biarpun begitu, dokter menganjurkan untuk mengendalikan pola tidur kamu secara baik, jauhi tempat tidur telentang, serta jauhi mengonsumsi obat atau cafein terlalu berlebih