Tanggal 19 Mei 2017 lalu saya mendaki Arjuno lewat tretes bawa rombongan 5 Orang (Ganjil) misalnya Bang Dimas, Memet, Misbah, Ade, serta saya sendiri Arjun. Bang Dimas di sini pekerjaannya jadi leader sebab yg paling tua. Awalnya kami udah tahu serta faham benar larangan – larangan di gunung arjuno jadi yaa santai saja meski ganjil hehehe. Gunung Arjuno lewat tretes miliki rute ialah Pos perjininan – Pos Warung – PetBocor – KopKopan – Pondokan – Lembah Kidang – Pucuk Arjuno (Termasuk juga alas lali jiwo serta pasar dieng)
Kami hingga sampai di pos perijinan jam 16.00 Wib langsung mengatur smaksi berdoa serta pergi. Sampailah kami di KopKop an jam 20.00 Wib tanpa ada rintangan, lalu kami langsung dirikan tenda serta tidur.
Pagi jam 9 kami beres – beres serta selekasnya menambahkan ke pondokkan, kala ditengah-tengah perjalanan tidak tahu kenapa Misbah bermuka datar serta berjalan sempoyongan tidak cepat seperti kebanyakan. Saya positif think saja mungkin sebab ia udah lama tidak kerjakan fisik menyebabkan senantiasa ketinggal di belakang sendiri. Ketika itu Bang Dimas putuskan buat Misbah berjalan duluan kala kami sedang beristirahat biar tidak ketinggal , lalu janjian berjumpa di satu titik.
Jam 15.00 sampailah di Lembah Kidang, kami langsung membagi pekerjaan. Memet serta Bang dimas cari kayu buat api unggun kecil, Saya serta Ade dirikan tenda, Misbah ambil air di sumber, kala cari kayu Bang Dimas lihat figur Hitam Besar dibalik pohon kurang lebih savana lembah kidang, dengan enjoy bang dimas tidak mempedulikan figur itu serta tidak berani membahas ke memet biar tidak was-was. Selesai masak, menyediakan tempat api unggun kecil, kami langsung tidur dengan menyalakan alarm jam 1 pagi.
Jam 01.00 wib pagi pagi hari saya terjaga oleh alarm yg bergetar di pipi saya 😀 spontan saya membangunkan kawan saya. Bang dimas, saya, serta ade langsung memasak di tenda, sedang memet serta misbah repot menghangatkan diri dengan menyalakan api unggun mininya hehe. Tidak lama setalah itu Memet datang – datang masuk ke tenda dengan situasi was-was, lalu beralasan
“Mataku perih mengenai asap kayu”.
Namun aslinya, Memet lihat figur hitam besar yg awalnya disaksikan oleh Bang Dimas, figur itu ada di belakang tenda kami. Makannya si memet was-was langsung masuk tenda tidak berani narasi masa itu.
Jam 02.00 kami siap summit, awalannya kami pingin summit sendiri (Tidak ajak rombongan pendaki lain) kala ingin berdoa ketujuan summit bang dimas sudah sempat buang air kecil di semak-semak kurang lebih sumber 😀 tidak jauh dari tenda kami, lalu kala selesai buang air kecil bang dimas berkata……
“Wes ngenteni wong iku ae (Nunggu rombongan lain saja)”
Jawab memet….. “Loh lapo lo bang? (loh mengapa bang?) ”
Spontan bang dimas menjawab “Wes talah met, mengambil aman ae”
Kala itu kami putuskan tunggu rombongan pendaki lain agar dapat pergi summit bersama sebab parno semua haha.
Alhamdulillah dapat sampai di pucuk jam 07.00 Wib, biar tidak kesiangan kala turun. Kami langsung kembali lagi Lembah Kidang jam 08.00 serta hingga sampai di Lembah Kidang Jam 11.50. Selesai isi perut, istirahat serta bergaya – photo, jam 15.00 kami dapat menambahkan perjalanan buat turun ke kopkopan.
Waktu turun saya serta Misbah lebih dahulu hingga sampai di KopKopan jam 16.10 sebab saya pingin cepat hingga sampai rumah takut kemaleman. Misbah sudah sempat cerita, kala Misbah berjalan sendiri pada saat naik Misbah rasakan kedatangan dari Mbak Kunti pakai pakaian merah yg mengikutinya dari KopKopan hingga sampai Lembah Kidang maka dari itu Misbah waktu naik jalannya lamban sebab terbebani oleh mbak kunti.
Selang beberapa waktu Bang Dimas, Ade, Memet mengejar serta memberitahu kalau kaki Bang Dimas lecet karena jalannya yg berbatu, jadi mesti berjalan perlahan. Kami juga menambahkan turun dari KopKopan jam 16.40, kala turun Misbah senantiasa menyusul rombongan… walaupun sebenarnya udah diberitahu berkali – kali jangan duluan kelak berlangsung hal yg enggak-enggak. Misbah konsisten ber tekad buat menyusul sebab ia turun bersama pendaki lain, mungkin si Misbah tak mau berjalan perlahan selanjutnya kami memisah jadi 2 kelombok. Kala berpisah barisan, rombongan kami sisa 4 orang terkecuali Misbah… Turun bebarengan dengan suara adzan maghrib disini berlangsung insiden di luar pemikiran.
Kala turun, Bang Dimas datang – datang mengatakan “Awas kepincuk (terkilir)” walaupun sebenarnya Bang Dimas sendiri yg terkilir, nyatanya tersebut kode yg disampaikan Bang Dimas biar kami hindari makhluk jadi – jadian yg tengah ikuti kami. Kian gelap kian merasa ganjil, di kanan kiri saya terasanya banyak mata yg memperhatikan.. Makhluk jadi jadian itu terus ikuti dari samping dan mbak kunti yg cantik itu :”) kami senantiasa membuat parameter di tiap kelokan biar kami tahu kalau kami tidak dibuat mainan.. Sadari hal itu kami berempat percepat perjalanan turun meski kaki terasanya di setrika serta di tusuk tusuk sebab batu – batu yg terlaknat.
Kami berempat turun dengan menghendaki ada pendaki yg naik/turun, tiap menit kami berhenti lalu melalui jam serta menghendaki selekasnya hingga sampai basecamp. Senter mulai redup, sisa senter ponsel yang penting dikorbankan… Komposisi kala itu Bang Dimas serta Memet di muka, saya serta Ade dibelakang. Si Ade senantiasa mendahuluiku, jujur saja saya amat takut kalau saya di belakang sendiri… Saya senantiasa memperingatkan ade biar disampingku terus. Kehengingan serta ketakutan saya alami kala itu,, jam memperlihatkan jam 20.00 kami tidaklah sampai – hingga sampai ke petbocor. Pemikiran negatif juga terus terngiang-ngiang di kepala.
Rombongan kami tidak ada yg berani mengatakan sedikitpun, kepala senantiasa menunduk serta mengatakan ayat – ayat qur’an.. Senantiasa mengucap Istigfar tiap langkah, jalan terasanya di putar – putar. Selesai demikian lama selanjutnya Bang Dimas putuskan buat duduk serta beristirahat di dekat pohon besar buat beberapa waktu sebab tidak kuat dengan kaki nya yg rewel. Kala beristirahat Bang Dimas lihat Google Maps serta nyatanya kami masih 1/2 perjalanan!! Kata – kata kotor terucap spontan yg pertanda kami tidak ingin dibikin mainan dengan makhluk nakal itu.
Kami menambahkan turun serta membaca surat – surat pendek dengan suara cukup keras, biar kami selamat dari makhluk nakal. Kelanjutannnya sampailah kami di petbocor, Saya mengatakan keras Alhamdulillah sejadi – jadinya kala lihat pos petbocor. Namun ketidak-pasan di sini belum selesai, seingat saya di petbocor cuma tempat buat membayar simaksi kelanjutan/tempat benda2 yg diambil dari arjuno serta disimpan disana seperti, kayu, belerang dan seterusnya. Namun kala kami melalui petbocor terdengar suara SANYO!!! Lucu serta takut jadi satu di pemikiran saya.
“Masa ada sich sanyo di dalam situ” saya ajukan pertanyaan
“Hus ojok di kaji sek (Jangan dikupas dahulu) ” Memet menjawab
Saya tidak habis fikir, selesai suara sanyo lalu ada suara CEBYURR!! seperti suara AIR dari ORANG MANDI!! hahahahha sumpah ini ialah takut setakutnya saya, istighfar senantiasa saya katakan perlahan, walaupun sebenarnya petbocor itu ialah kantor biasa serta gudang tempat barang waktu ada sich toilet disana ditambah lagi tidak ada lampu dari sana, gelap gulita. Selesai melalui petbocor kami beristirahat di pos warung yg tidak jauh dari petbocor buat isi tenaga serta stamina kami, sedang bang dimas masih menjaga kakinya.
Selesai beberapa waktu jam memperlihatkan 21.15 sampailah kami di Pos Perijinan dari sana udah dinanti Misbah yg ujarnya hingga sampai dahulu disana Jam 19.00. Wahh benar-benar perjalanan malam yg misterius ditambah lagi jalan ciri-ciri arjuno yg berbatu membuat pendaki jadi kurang sehat fisik ataupun mental. Walaupun sebenarnya Realitanya perjalanan turun tambah cepat dibanding perjalanan naik haha.