Sihir Dalam Pandangan Islam Yang Perlu Kamu Tahu ! - KabarMisteri
loading...
logo

Sihir Dalam Pandangan Islam Yang Perlu Kamu Tahu !

Sihir Dalam Pandangan Islam Yang Perlu Kamu Tahu !





Dunia sihir serta perdukunan sudah menyebar di tengahnya warga, dimulai dari warga desa sampai menjamah ke wilayah kota. Dimulai dari sihir pelet, santet, serta “aji-aji” yang lain. Pelbagai komentar serta metode pandang mulai banyak muncul sehubungan soal tukang sihir serta ‘antek-antek’-nya. Jadi satu orang muslim, tidak kita melihat suatu hal tapi dengan kaca mata syariat, lebih dalam perkara-perkara ghaib, seperti sihir serta yg sekiranya. Mari kita memandang bagaimana syariat Islam yg mulia ini melihat dunia sihir serta ‘antek-antek’-nya.

Arti Sihir

Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari huruf ر, ح, س (siin, kha, serta ra), yg lewat cara bahasa berarti segala hal yg penyebab terlihat samar.[1] Oleh karena itu kita mengetahui arti ‘waktu sahur’ yg punyai akar kata yg sama, adalah siin, kha serta ra, yg punya arti waktu saat segala hal terlihat samar serta “remang-remang”.[2]

Satu orang ahli bahasa, Al Azhari menyampaikan, “Akar kata sihir maknanya yakni memalingkan suatu hal dari pokoknya. Karena itu saat ada satu orang memperlihatkan keburukan dengan penampilan kebaikan serta menghadirkan suatu hal dalam penampilan yg tidak senyatanya karena itu disebut ia sudah menyihir sesuatu”.[3]

Banyak ulama berpendapat yg beragam variasi dalam memaknai kata ‘sihir’ lewat cara arti. Beberapa ulama menyampaikan kalau sihir yakni sungguh-sungguh berlangsung ‘riil’, serta punyai inti. Punya arti, sihir punyai dampak yg sungguh-sungguh berlangsung serta dirasa oleh orang yg terserang sihir. Ibnul Qudamah rahimahullah menyampaikan, “Sihir yakni jampi atau mantra yg berikan dampak baik lewat cara zhohir ataupun batin, sekiranya bikin orang berubah menjadi sakit, atau bahkan juga membunuhnya, memisahkan pasangan suami istri, atau bikin istri orang menyintai dianya sendiri (pelet-pent)”.[4]

Tapi ada ulama lain yg menyampaikan kalau sihir cuman pengelabuan serta tipuan mata semata-mata, tanpa pokoknya. Sama seperti disebut oleh Abu Bakr Ar Rozi, “(Sihir) yakni segala hal yg penyebab samar serta berwujud mengalabui, tak ada inti, serta berlangsung sama seperti muslihat serta tipu daya semata-mata.”[5]

Memang Apa ada Sihir Itu?

Sama seperti yg disinggung di muka, kalau ada persilangan saran terkait kebenaran inti sihir. ‘Apakah sihir esensial?’, ‘Apakah orang yg terserang sihir, sungguh-sungguh rasakan pengaruhnya?’, ‘Atau kah sihir cuma sekedar tipuan mata serta tipu muslihat semata-mata?’

Abu Abdillah Ar Rozi rahimahullah dalam tafsirnya menyampaikan “Kelompok Mu’tazilah (grup sesat-pent) memungkiri terdapatnya sihir dalam aqidah mereka. Bahkan juga mereka tidak segan-segan mengkafirkan orang yg mempercayai kebenaran sihir. Mengenai pakar sunnah wal jama’ah, mempercayai kalau mungkin ada orang yg dapat terbang di angkasa, dapat membuat perubahan manusia berubah menjadi keledai, atau sebaliknya. Namun walaupun begitu pakar sunnah mempercayai kalau semua insiden itu atas izin serta taqdir dari Allah ta’ala”. Allah ta’ala berfirman (yg punya arti), “Dan mereka itu (banyak tukang sihir) tidak berikan bahaya terhadap satu orang lantas tapi dengan izin dari Allah” (QS. Al Baqarah : 102)

Al Qurthubi rahimahullahu menyampaikan, “Menurut pakar sunnah wal jama’ah, sihir itu memang benar ada serta punyai inti, serta Allah Maha Membuat segala hal sesuai sama kehendak-Nya, kepercayaan yg demikian ini tidak sama dengan kepercayaan grup Mu’tazilah.”[6]

Berikut kepercayaan yg benar, insya Allah. Sangat banyak insiden, baik di saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun waktu-waktu kemudian yg tunjukkan lewat cara kasat mata kalau sihir punyai inti serta dampak. Tidakkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah pernah disihir oleh Lubaid bin Al A’shom Al Yahudi sampai beliau jatuh sakit? Lalu karena itu Allah ta’ala turunkan surat al Falaq serta surat An Apes (al mu’awidaztain) jadi obat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.[7] Ini amat jelas tunjukkan kalau sihir punyai inti serta dampak pada orang yg terserang sihir.

Tapi tidak disanggah, kalau ada beberapa jenis sihir yg tidak punyai inti, adalah sihir yg cuma sekedar pengelabuan mata, tipu muslihat, “sulapan”, serta yang lain. Beberapa jenis sihir yg demikian berikut yg bertujuan oleh pengucapan beberapa ulama yg menyampaikan kalau sihir tidak punyai inti, Allahu A’laam.[8]

Hukum “Main-Main” dengan Sihir

Sihir terhitung dosa besar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah dari kalian tujuh masalah yg melenyapkan!” Banyak shahabat ajukan pertanyaan, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Apa tujuh masalah itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara, “[1]menyekutukan Allah, [2]sihir, [3]membunuh satu orang yg Allah haramkan untuk dibunuh, terkecuali dengan fakta yg dibetulkan syariat, [4]mengkonsumsi riba, [5]memakan harta anak yatim, [6]kabur saat di medan perang, serta [7]menuduh wanita baik-baik dengan gugatan zina” (HR. Bukhari serta Muslim, dari shahabat Abu Hurairah)

Kafirkah Tukang Sihir?

Allah ta’ala berfirman (yg punya arti), “Dan Nabi Sulaiman tidak kafir, namun banyak syaitan lah yg kafir, mereka mengajari sihir terhadap manusia” (Al Baqarah : 102)

Imam Adz Dzahabi rahimahullah berdalil dengan ayat diatas untuk mengatakan kalau orang yg mengaplikasikan pengetahuan sihir, karena itu ia sudah kafir. Sebab tidak banyak syaitan mengajari sihir terhadap manusia tapi dengan arah biar manusia menyekutukan Allah ta’ala.[9]

Syaikh As Sa’diy rahimahullah menyampaikan kalau pengetahuan sihir bisa digolongkan jadi kesyirikan dari dua segi.

[Pertama] orang yg mengaplikasikan pengetahuan sihir yakni orang yg mengharap dukungan terhadap banyak syaitan dari golongan jin untuk lancarkan laganya, serta begitu banyak orang-orang yg terlibat kontrak kesepakatan dengan banyak syaitan itu pada akhirnya menopangkan hati terhadap mereka, menyintai mereka, ber-taqarrub terhadap mereka, atau bahkan juga hingga ikhlas penuhi keinginan-keinginan mereka.

[Kedua] orang yg mendalami serta mengaplikasikan pengetahuan sihir yakni orang yg mengaku-ngaku memahami masalah ghaib. Ia sudah lakukan perbuatan kesyirikan terhadap Allah dalam pengakuannya itu (syirik dalam rububiyah Allah), sebab tidak ada yg memahami masalah ghaib tapi cuma Allah ta’ala semata-mata.[10]

Syaikh Ibnu ’Utsaimin rahimahullah merinci kalau orang yg mengaplikasikan sihir, ada kemungkinan orang itu kafir, keluar dari Islam, serta ada kemungkinan orang itu tidak kafir biarpun dengan tindakannya itu ia sudah melaksanakan dosa besar.

[Pertama] Tukang sihir yg mengaplikasikan sihir dengan memperkerjakan tentara-tentara syaitan, yg selanjutnya orang itu tergantung terhadap syaitan, ber-taqarrub terhadap mereka atau bahkan juga hingga menyembah mereka. Karena itu yg demikian tidak dikuatirkan terkait kafirnya aksi seperti ini.

[Kedua] Mengenai orang yg mengaplikasikan sihir tiada dukungan syaitan, tapi dengan obat-obatan berbentuk tanaman atau zat kimia, karena itu sihir yg seperti ini tidak digolongkan jadi kekafiran.[11]

Hukuman Untuk Tukang Sihir

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu sudah pernah satu saat, diakhir kekhalifahan beliau, mengantarkan surat terhadap banyak gubernur, sama seperti yg disebut oleh Bajalah bin ‘Abadah radhiyallahu ‘anhu, “Umar bin Khattab menulis surat (yg mengeluarkan bunyi): ‘Hendaklah kalian (banyak pemerintah gubernur) membunuh banyak tukang sihir, baik laki laki atau perempuan’”.[12]

Dalam kejadian Umar radhiyallahu ‘anhu diatas berikan pelajaran untuk kita, kalau hukuman untuk tukang sihir serta ‘antek-antek’-nya yakni hukuman mati. Lebih-lebih lagi ada satu histori, biarpun histori itu diperselisihkan oleh banyak ulama terkait status ke-shahihan-nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hukuman untuk tukang sihir yakni dipenggal dengan pedang”[13]

Dalam kejadian Umar diatas juga berikan pelajaran penting untuk kita, kalau berubah menjadi keharusan pemerintah saat memandang benih-benih kekufuran, lebih baik pemerintah berubah menjadi barisan nomer satu dalam melawan kekufuran itu serta mengingatkan warga terkait bahayanya kekufuran itu, sama seperti yg dikerjakan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Allahu A’laam.

Bolehkah Sebagai obat Sihir dengan Sihir?[14]

Berikut yg mungkin berubah menjadi kerancuan di ingatan warga, yg lalu kerancuan ini jadikan mereka mengizinkan belajar sihir, sebab fakta “keadaan darurat”. Lebih-lebih lagi saat sihir yg dipakai untuk sebagai obat sihir kadang dapat di buktikan mujarab serta manjur. Tidakkah segala hal yg haram pada waktu kondisi krisis, bisa jadi mubah? Tidakkah saat ditengah-tengah rimba, tidak ada bahan makan, bangkai lantas berubah menjadi bisa kita makan?

Saudaraku, memang syariat mengizinkan masalah yg haram saat kondisi krisis, sampai banyak ulama membuat sesuatu pedoman fiqhiyah, “Keadaan yg krisis bisa membuat perubahan hukum larangan berubah menjadi mubah”

Tapi kita pelu periksa kalau banyak ulama juga berikan catatan kaki pada pedoman yg agung ini. Ada minimal dua ketentuan yang perlu dipenuhi untuk mengamalkan pedoman ini.

[Pertama] Tidak ada obat lain yang bisa membuat sembuh sihir, kecuali dengan sihir yg sekiranya. Sesungguhnya tidak tercukupi ketentuan pertama ini. Syariat sudah berikan obat serta jalan keluar yg lebih syar’i untuk menolak serta sebagai obat masalah sihir. Tidakkah syari’at sudah jadikan Al Quran jadi obat, lah ada serta teruqyah-ruqyah syar’i yg sudah di ajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[Kedua] Sihir yg dipakai mesti dapat di buktikan lewat cara tentunya bisa membuat sembuh serta hilangkan sihir. Serta tiap-tiap dari kita tidak ada yang bisa pastikan ini, sebab semuanya itu yakni masalah yg ghaib. [15]

Karena itu dengan adanya ini jelaslah kalau mendalami sihir, apa pun argumennya yakni terlarang, bahkan juga diancam dengan kekufuran, Allah ta’ala sudah nyatakan dalam firmannya (yg punya arti), ”Dan tukang sihir itu tidak menang, darimanakah lantas datangnya.” (QS. Ath Thaahaa: 69). Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi rahimahullah berbicara dalam tafsirnya, “Ayat ini meliputi umum, semua ragam kemenangan serta peruntungan akan ditiadakan dari banyak tukang sihir, lebih-lebih lagi Allah tekankan dengan firman-Nya, ‘dari mana lantas datangnya’. Serta pada umumnya, tidak Allah menghapus kemenangan dari satu orang, tapi dari orang kafir.”[16]

Washallallahu ‘ala Nabiyina Muhammad wa ‘ala Aalihi wa Ashahabihi wa sallam.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact